Nasional id, Jakarta – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (7/5). Aksi tersebut berlangsung damai dan tertib, di bawah pengamanan aparat kepolisian yang mengedepankan pendekatan humanis.

Sekitar pukul 10.00 WIB, personel dari Polsek Jatinegara dan Polres Metro Jakarta Timur menggelar apel pengamanan di halaman Mapolres. Apel dipimpin oleh Kanit Sabhara Polsek Jatinegara, AKP Sudarmo, dan dipantau langsung oleh Kapolsek Jatinegara, Kompol Samsono, SH., MH, selaku penanggung jawab pengamanan objek.

Dalam arahannya, Kapolsek menekankan pentingnya pelayanan yang humanis dalam menghadapi massa aksi. Ia juga mengingatkan seluruh personel untuk tidak membawa senjata api serta tetap menjamin situasi aman dan kondusif tanpa adanya tindakan represif.

“Kita hadir untuk melayani dan memastikan aspirasi masyarakat tersampaikan dengan aman. Tidak boleh ada kekerasan, dan keamanan aset negara harus tetap terjaga,” ujar Kompol Samsono dalam pengarahan.

Aksi massa mulai tiba di lokasi sekitar pukul 14.46 WIB, dengan jumlah sekitar 30 orang. Mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya mendesak penyelesaian kasus kematian mahasiswa UKI, peningkatan keamanan wilayah, serta reformasi internal kepolisian.

Mereka membawa spanduk dan poster berisi aspirasi, serta melakukan orasi secara bergantian. Selama aksi berlangsung, para petugas tetap berjaga secara terbuka dan tertutup. Situasi tetap terkendali hingga akhirnya dua perwakilan massa diterima oleh pihak Polres untuk berdialog secara langsung.

Sekitar pukul 15.55 WIB, massa membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan tuntutannya. Tidak ada insiden selama kegiatan berlangsung, dan suasana di sekitar Mapolres tetap aman dan kondusif.

Pengamanan melibatkan total 23 personel gabungan dari Polsek Jatinegara dan Polres Jakarta Timur. Keberhasilan pengamanan ini menunjukkan komitmen Polri dalam menjaga keamanan publik sambil tetap menghormati hak demokrasi masyarakat untuk menyampaikan pendapat.