Nasional.id, Jakarta – Panggung Hari Puisi Nasional (HPN) di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa malam (29/4/2025), mendadak hening penuh haru ketika Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Safrizal ZA, membacakan puisi ciptaannya yang baru saja ditulis di lokasi: “Mak Bangun Mak.”
Usai membacakan karya legendaris Chairil Anwar, Cerita Buat Dien Tamaela (1946), Safrizal mengungkapkan filosofi kebhinekaan lewat kostumnya:
“Bajunya motif Aceh, topi dari Bali, dan puisi tentang Maluku. Ini namanya Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan.
Namun suasana berubah ketika ia membacakan puisi keduanya, sebuah doa lirih untuk sang ibunda yang sedang dirawat di rumah sakit. Puisi yang ditulis di balik kertas puisi Chairil Anwar itu menyentuh penonton hingga membuat suasana penuh emosi.
“Mak Bangun Mak, jangan kalah sama jarum suntik yang menjejal kulit tipismu. Jangan mau suster-suster menyadapmu lewat selang-selang panjang. Jangan mau napasmu diasup lewat mesin-mesin pip pip pip. Mak bangun, waktumu belum tiba.”
Kalimat-kalimat itu dibacakan dengan suara bergetar, menutup penampilannya dengan tepuk tangan panjang dari ratusan hadirin, termasuk Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri yang duduk di sebelahnya.
HPN tahun ini juga diramaikan pembacaan puisi oleh tokoh-tokoh seperti Dessy Ruhati (Sekretaris Kemenparekraf), Taufiq Ismail, Sutardji Calzoum, Anto Baret, Helvy Tiana Rosa, dan Nissa Rengganis (Stafsus Menteri Kebudayaan), serta tayangan video dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Saifudin. Sambutan juga disampaikan oleh Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya.
HPN digagas oleh Fikar W. Eda, Mustafa Ismail, Remmy Novaris DM, dan Devie Matahari, dengan berbagai rangkaian seperti Pekan Chairil Anwar (12–27 Juli 2025). Tema tahun ini: “Semangat Pemberontakan Si Binatang Jalang” dihidupkan oleh penampilan dari KOMPI, Atelir Ciremai, dan sejumlah sekolah dengan musikalisasi puisi legendaris Derai-Derai Cemara.
HPN diperingati setiap 28 April, mengenang wafatnya Chairil Anwar pada 1949.
Tinggalkan Balasan