Nasional.id – Langit politik Indonesia kembali beriak. Kali ini bukan dari rival-rival politik, melainkan dari mereka yang pernah mengabdi menjaga kedaulatan negeri yaitu para purnawirawan TNI (Tentara Nasional Indonesia).

Di tengah derasnya arus dukungan dan kritik terhadap pemerintahan terpilih, suara lantang datang dari Forum Purnawirawan TNI yang mendesak pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Salah satu nama besar yang ikut menyuarakan desakan itu adalah Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden RI sekaligus jenderal purnawirawan TNI.

Tuntutan ini sontak menjadi sorotan publik, dan tak lama kemudian mendapat tanggapan dari pengamat politik yang dikenal tajam dalam analisisnya yaitu Rocky Gerung.

Dalam tayangan YouTube resminya pada Jumat (25/4/2025), Rocky menilai gerakan para purnawirawan TNI ini bukan sekadar reaksi spontan, melainkan bentuk kekhawatiran yang mendalam terhadap masa depan kepemimpinan nasional.

“Mereka khawatir, jika sesuatu terjadi pada presiden terpilih, maka Gibran yang mereka nilai belum kompeten, akan secara otomatis memimpin negeri ini,” ujar Rocky dengan nada serius.

Menurutnya, para purnawirawan TNI ini menilai pencalonan Gibran sebagai Wakil Presiden merupakan hasil dari manipulasi konstitusi, merujuk pada perubahan aturan yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) sebelum Pemilu.

“Problem legitimasi itu tetap ada,” tegasnya. “Gibran, yang didorong oleh ayahnya yang saat itu menjabat presiden, adalah simbol dari rusaknya etika ketatanegaraan,” imbuh Rocky.

Lebih jauh, Rocky menggarisbawahi bahwa desakan pemakzulan wakil Presiden ini sejatinya merupakan upaya memperbaiki konstitusi yang mereka anggap telah dinodai.

Rocky menyebut bahwa Forum Purnawirawan TNI tidak hanya bertindak berdasarkan emosi, tetapi memiliki kalkulasi dan pertimbangan yang matang.

“Mereka pasti sudah memperhitungkan apakah presiden terpilih bisa membaca tuntutan ini secara bijak. Pasti ada mekanisme yang mereka pertimbangkan, apakah itu legal atau ekstra-konstitusional,” ujarnya.

Meski demikian, Rocky juga menilai bahwa tekanan dari para purnawirawan ini bukan hanya soal posisi Gibran hari ini, tetapi soal kemungkinan masa depan.

Pria yang lahir di Kota Manado 66 tahun silam itu, meyakini bahwa para Purnawirawan TNI ini telah memprediksi potensi Gibran menjadi Presiden RI, andai Prabowo tidak mampu menyelesaikan masa jabatannya.

“Gibran dipersiapkan menerima fakta bahwa suatu saat, ia akan memimpin Indonesia. Itulah yang justru dikhawatirkan,” kata Rocky. “Karena mereka menilai kapasitasnya belum cukup.”

Desakan dari para purnawirawan TNI ini mungkin tidak akan segera mengguncang struktur pemerintahan.

Namun, suara mereka mencerminkan keresahan dalam tubuh bangsa, dari orang-orang yang pernah berada di garda depan menjaga konstitusi, dan kini merasa terpanggil kembali untuk meluruskan arah. (***)