Melalui siaran pers resmi pukul 15.57 WIT, Satgas Operasi Damai Cartenz (ODC) menyebut aksi tersebut diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata dari Kodap XV Ngalum Kupel, pimpinan Brigjen OPM Lamek Alipky Taplo.
Pantauan satelit mendeteksi sekitar 16 orang bersenjata di sekitar lokasi. Saat aparat gabungan dari Satgas ODC, Satgas Pamtas Yonif RK 753, Satgas Prayudha, Satgas BAIS, Satgas Rajawali, dan Polsek Kiwirok tiba di lokasi, para pelaku telah melarikan diri ke arah Desa Delpem.
Kepala Satgas ODC, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengecam keras aksi tersebut. Ia menyebut tindakan pembakaran sekolah sebagai bentuk kejahatan yang mengancam masa depan anak-anak Papua.
“Menyerang sekolah adalah tindakan biadab. Ini bukan hanya serangan terhadap negara, tapi juga kejahatan terhadap kemanusiaan. Kami akan terus memburu para pelaku dan menjamin keamanan masyarakat Kiwirok,” tegasnya.
Peristiwa serupa ternyata bukan yang pertama kali terjadi. Pada tahun 2021 lalu, kelompok OPM juga pernah membakar gedung sekolah yang sama. Sejak saat itu, kegiatan belajar dipindahkan ke SMPN 1 Oksibil di ibu kota kabupaten.
Satgas ODC kini memperkuat pengamanan di sejumlah titik pasca OPM bakar SMPN tersebut, termasuk di Desa Mangoldolki, guna mencegah serangan lanjutan terhadap fasilitas pendidikan lain seperti SDN Kiwirok.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan segera melaporkan bila menemukan aktivitas mencurigakan di sekitar wilayah mereka. (bt/***)
Tinggalkan Balasan