Nasional.id – Pria bernama Risman (33), warga Dusun Urubanua, Desa Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), kini mendekam di sel tahanan Polres Pasangkayu setelah nekat membunuh seorang karyawati koperasi bernama Hajrah pada hari Kamis (18/9/2025).

Kasat Reskrim Polres Pasangkayu, IPTU Rully Marwan, yang menjelaskan kronologi kejadian tersebut mengatakan bahwa pada Kamis siang, Hajrah mendatangi rumah Risman untuk menagih utang istrinya atas nama Nurlina.

Namun yang ditemui justru Risman, yang mengaku tidak memiliki uang dan meminta Hajrah datang di lain waktu.

Malam harinya sekitar pukul 21.20 WITA, Hajrah kembali mendatangi rumah Nurlina dan lagi-lagi hanya bertemu Risman.

Pelaku sempat berpura-pura keluar untuk meminjam uang ke rumah tetangga, lalu kembali dan mengatakan usahanya gagal. Hajrah tidak percaya lalu meminta Risman mengantarnya ke rumah tetangga tersebut dengan sepeda motor miliknya.

Dalam perjalanan, Hajrah sempat mengirim pesan via WhatsApp kepada rekannya. Ia mengaku ketakutan karena dibonceng suami nasabah yang justru membawanya melewati kebun sunyi tanpa rumah penduduk.

Diduga, saat perjalanan itu korban melontarkan perkataan yang menyinggung perasaan Risman.

“Korban bilang (ke pelaku), kalau tidak bisa bayar, maka jangan berhutang,” kata IPTU Rully, Minggu (21/9).

Pelaku kemudian menghentikan motor lalu turun kemudian menganiaya Hajrah hingga tewas. Setelah memastikan korban meninggal, Risman menelanjangi jasad Hajrah dengan maksud mempermalukan bila ditemukan warga.

Motor korban disembunyikan pelaku di semak-semak lalu pelaku pulang berjalan kaki seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Dua hari kemudian, Sabtu (20/9), jasad Hajrah ditemukan seorang petani dan dilaporkan ke polisi dan dievakuasi ke rumah sakit untuk kepentingan autopsi, sementara penyidik segera menangkap Risman dan menetapkannya sebagai tersangka.

Keesokan harinya, Minggu (21/9), keluarga karyawati koperasi tersebut bersama warga datang membongkar rumah Risman di Dusun Urubanua sebagai bentuk kekecewaan.

Mereka menganggap keberadaan pelaku telah mencoreng nama baik kampung tersebut.

“Tidak ada orang di rumah saat dibongkar. Penghuninya sedang berada di kantor polisi mendampingi Risman. Barang-barang mereka juga sudah dipindahkan sebelumnya,” ujar salah seorang warga. (***)