Nasional.id, Jakarta – Polres Metro Jakarta Timur menggelar sosialisasi bertema Pencegahan Premanisme dan Saber Pungli dalam rangka menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari praktik ilegal, Kamis (22/05) pagi.
Kegiatan berlangsung di Aula Lantai 6 Polres Metro Jakarta Timur, dipimpin langsung oleh Kasat Binmas AKBP Dedi Nurhadi, S.Kom.
Hadir dalam kegiatan ini jajaran Sat Binmas, termasuk Wakasat Binmas AKP Asep Ruswandiat, KBO Sat Binmas Iptu Agus Syamsudin, Panit Binmas Kamsa Ipda Dewiarsih, dan Kaurmin Sat Binmas Ipda Yana Mariyana. Peserta kegiatan terdiri dari para awak Satkamling dari berbagai wilayah di Jakarta Timur.
Dua narasumber utama dihadirkan dalam kegiatan ini, yakni Dr. Sukarni Novita Sari, S.Sos., M.A., dari Akademi STIAMIK dan Mahar Prastowo dari Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan RI. Keduanya mengupas tuntas ancaman premanisme dan pungli dari sudut pandang sosial, hukum, dan dampaknya terhadap stabilitas masyarakat serta kepercayaan publik.
Dalam sambutannya, AKBP Dedi Nurhadi menekankan pentingnya peran Satkamling sebagai mitra strategis kepolisian dalam menjaga keamanan lingkungan.
“Satkamling tidak hanya berfungsi menjaga ketertiban, tetapi juga harus mampu mendeteksi dini potensi gangguan seperti tawuran pelajar, penyalahgunaan media sosial, dan praktik ilegal lainnya,” ujar Dedi.
Ia juga mendorong masyarakat untuk tidak takut melaporkan aksi premanisme dan pungli, sejalan dengan komitmen Polri dalam memberantas kedua pelanggaran tersebut demi menegakkan supremasi hukum dan menjamin hak-hak warga negara.
Sementara itu, Dr. Sukarni menjelaskan bahwa premanisme adalah bentuk kekerasan terorganisir yang bertujuan mengintimidasi demi kepentingan pribadi maupun kelompok. Ia memaparkan ancaman hukum bagi pelaku, mulai dari pasal KUHP hingga Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Mahar Prastowo menambahkan bahwa pungli merupakan kejahatan serius yang merusak tatanan sosial dan harus diberantas melalui sinergi antara masyarakat dan aparat. Ia mendorong penguatan sistem ronda, pelaporan aktif, dan membangun budaya sadar hukum di tingkat lingkungan.
Menutup kegiatan, para peserta diajak menyatakan komitmen bersama menjadi pelopor lingkungan bebas preman dan pungli. Mahar Prastowo pun menyampaikan pantun motivatif:
“Ke Taman Mini naik delman, senyum ramah tukang kendara; mari cegah pungli dan preman, demi lingkungan aman sejahtera.”
Tinggalkan Balasan